Jejak Freemason dan Yahudi di Indonesia



Seorang rekan pernah bertanya kepada saya, “menurut kamu apa 
Yahudi ada di Indonesia?, mengingat Yahudi itu kan diaspora”. Jujur saya 
katakan pada teman saya waktu itu saya belum tahu tentang penampakan 
Yahudi di Indonesia. Penasaran dengan pertanyaan teman saya, saya pun 
melakukan penelusuran terhadap beberapa literature yang saya dapatkan. 
Saya sungguh terkejut, ternyata organisasi Freemason (Tarekat Mason 
Bebas)-organisasi rahasia Yahudi- itu telah bercokol lama di Indonesia 
sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan salah satu tokoh utama 
Freemason ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap seagai tokoh pergerakan 
nasional. Penampakan Freemason ini pada awalnya mengibarkan 
propaganda sebagai sebuah organisasi yang menjunjung tingi nilai-nilai 
kemanusiaan.

Kita dapat simak dalam salah satu anggaran dasar dari Freemason di 
Indonesia ini:
“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari 
dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinam
bungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat 
mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang 
lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” 
(Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 
1764-1962, hal. 5). Selanjutnya Freemason ini meluaskan sayap-sayapnya 
di berbagai elemen masyarakat untuk dapat menyebarkan paham-paham 
terselubung dari agama Yahudi ke berbagai lapisan masyarakat. 
Freemason ini tak lupa juga menyisipkan ritual-ritual islam di dalam 
pengajaran dari freemason. Kita dapat saksikan dalam kutipan berikut ini:
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota 
Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge. Pakaian tradisional dari kalangan elit 
Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan 
formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-
kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda 
dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).
Loge dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah 
masjid maupun gereja, merupakan sebuah tempat pertemuan anggota 
Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang 
Maha Terang, yang dalam ritualnya 
para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. 
Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra 
(1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan 
Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 
1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.

Tahun 1767 pada umunya dianggap sebagai awal kehadiran Tarekat Mason 

Bebas yang terorganisir di Jawa. Selain melakukan pertemuan di loge-loge, 
mereka juga kerap melakukan pertemuan rahasia di Amanusgracht (Jl. Kopi/
Jl. Bandengan Jakarta) dan di kawasan Molenvliet (Jl. Gajah Mada/ Hayam 
Wuruk). Selain di kedua daerah diatas, seorang pakar Hukum yang namanya 
diakui dalam ilmu Hukum Indonesia, yaitu Jacob Van Vollenhoeven, ternyata 
memainkan peranan penting terhadap pendirian Loge Matahari di Padang 
pada tahun 1858 yang beberapa bulan sebelumnya pada tanggal 11 Desember 
1857 berkumpul dirumahnya untuk me,bahas mengenai pendirian Loge 
tersebut.

Loge terakhir yang didirikan terakhir sebelum tahun 1890 di Jawa adalah 

Loge “Veritas” di Probolinggo Jawa Timur.


Tokoh-Tokoh Indonesia Yang Terlibat di dalam Freemason
1.   Raden Saleh dilantik pada tahun 1836 di loge Den Haag “Endracht Maakt 
Macht”
2.    Abdul Rachman, keturunan dari Sultan Pontianak, dilantik tahun 1844 di 
Loge di Surabaya “De Vriendschap” dan Gedenkboek tahun 1917 terdapat 
keterangan bahwa dia adalah Mason pertama yang beragama Islam.
3.   Pangeran Ario Soeryodilogo (1835-1900) menjadi anggota loge Mataram 
di Yogyakarta
4.   Pangeran Ario Notokusuma (Paku Alam VI)
5.   Pangeran Arionotodirojo (1858-1917). Masuk keanggotaan loge Mataram 
pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua 
Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. pada tahun 1913 ia mendirikan 
Sarekat Islam Cabang Yogya yang banyak beranggotakan elit Jawa. 
Notodirojo seorang yang disegani dan dianggap sebaga pergerakan rakyat 
Jawa.
6.   R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, yang pada awal abad ke 20 
memangku jabatan bupati Semarang dan Salatiga. Bukunya yang terkenal 
adalah Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb 
gevonden.
7.  Raden Adipati Tirto Koesoemo Bupati Karanganyar. Anggota Loge 
Mataram sejak tahun 1895. ketua pertama Boedi Oetomo. Pada kongres ke 
dua Boedi oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia 
mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda.
8.   A.H. van Ophusyen S.H. (1883-1956). Notaries dan anggota Dewan kota 
Batavia. Salah seorang pendiri dari indo Europees Verbond-Ikatan Indo 
Eropa. Wakil Suhu Agung untuk Indonesia.
9.   Raden Mas Toemenggoen Ario Koesoemo Yoedha, 1882-1955, putra dari 
Pakoe Alam V. menjadi anggota loge Mataram pada tahun 1909 dan 
berkali-kali memegang jabatan kepengurusan. Pada tahun 1930 menjadi 
Anggota Pengurus Pusat
10. Dr. Radjiman Wediodipoera (Wediodiningrat), 1879-1952. antara tahun 
1906 dan 1936 dokter pada keratin Solo. Sarjana dan penulis mengenai 
falsafah budaya. Pejabat ketua Boedi Oetomo 1914-1915. pada tahun 
1945 memaainkan peranan penting sebagai ketua dari Badan Persiapan 
Kemerdekaan Indonesia. Bersama Soekarno dan Hatta pergi menemui 
Marsekal Terauchi dalam pembicaraan kemerdekaan Indonesia.Raden 
Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Bogor, 1908. dalam tahun 1952 menjadi 
anggota dari loge Indonesia Purwo Daksia. Ia menjabat sebaia Kepala 
kepolisian RI . Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia 
atau Federasi Nasional Mason. Ia juga menjabat sebagai ketua dari 
Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting 
Stiching.
11.  R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung 
dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955 (Hari berdirinya Tarekat
 Mason Indonesia).
12.   R.A. Pandji Tjokronegoro, terdaftar sebagai anggota pada tahun 1908, 
hal ini dikuatkan dengan bukti dia merayakan Yubelium Mason Bebas 
pada 50 tahunnya Mason Bebas.

Tokoh Penjajah Belanda dalam Sejarah Indonesia yang Merupakan Member 
Freemason :
1.   Herman Willem Daendels, dilantik di Loge Kampen “Le Profond Silence”.
2.   Thomas Stamford Raffles, pada tanggal 26 Juni 1813 diterima di dalam 
Tarekat oleh Engelhard, sedangkan diplomasinya ditandatangani oleh 
mason-mason bebas yang terkenal dan penguasa-penguasa colonial.
3.   Johannes Van Den Bosch, dilantik di Loge De Vriendschap pada tahun 
1830.


Loge-Loge atau Loji Yang Ada di Indonesia

1.            Loge La Choisie di Batavia (1764-1766)
2.             Loge La Fidele Sincerite (1767)
3.             Loge La Virtuese (1769)
4.             Loge La Constante et Fidele (1801) di Semarang
5.             Loge De Vriendschap (1809) di Surabaya
6.             Loge De Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur) di Batavia (1837)
7.             Loge Matahari di Padang (1858)
8.             Loge Princes Frederik der Nederlanden di Rembang (1871)
9.             Loge L Union Frederic Royal di Surakarta (1872)
10.          Loge Prins Frederik di Kota Raja Aceh pada tahun 1880
11.          Loge Veritas di Probolinggo
12.          Loge Arbeid Adelt di Makassar (1888)
13.          Loge Excelsior di Bogor (1891)
14.          Loge Tidar di Magelang (1891)
15.          Loge St. Jan di Bandung (1896)
16.          Loge Fraternitas di Salatiga (1896)
17.          Loge Humanitas di Tegal (1898)
18.          Loge Malang (1901)
19.          Loge Blitar (1906)
20.          Loge Kediri (1918)
21.          Loge Het Zuinderkruis (Rasi Pari) di Batavia (1918)
22.          Loge De Broerderketen (Segitiga) di Jember (1926)
Selain pendirian Loge sebagai sarana untuk menyampaikan misinya, 
para Freemason ini juga mendirikan sekolah-sekolah dan kesempatan 
belajar keluar negeri, berikut kita dapat kutip dari keterangan Dr. Th. 
Steven:
“Kaum Mason Bebas tidak hanya mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum 
Indo yang miskin, tetapi juga memberi kesempatan kepada kaum muda 
Jawa yang berbakat untuk mengembangkan diri lebih lanjut melalui 
pendidikan di Eropa”. (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia 
Belanda dan  Indonesia 1764-1962, hal. 47).
Adapun tahun-tahun pendirian sekolah-sekolah Mason tersebut adalah 
sebagai berikut:
1875 di Semarang
1879 di Batavia
1885 di Yogyakarta, dua sekolah
1887 di Surakarta dan Magelang
1888 di Buitenzorg (Bogor)
1889 di Padang dan Probolinggo
1892 di Semarang, sekolah kedua
1897 di tegal
1898 di Bandung dan Manado
1899 di Aceh
1900 di Malang
1903 di Malang, sekolah kedua
1905 di Bandung, sekolah kedua
1907 di Blitar
1908 di Surabaya
1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makssar, Kediri
1926 di Malang, sekolah ketiga

Selain mendirikan sekolah-sekolah, para anggota Tarekat Mason 
Bebas di Indonesia ini juga mendirikan berbagai perpustakaan di 
berbagai daerah. Di semarang pada tahun 1875 di buka perpustakaan 
yang disebut “De Verlichting” dan pada tahun 1917 ditempatkan di 
Peprustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum. Jenis perpustakaan 
itu dengan berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan 
di semua tempat yang ada loge. Pada tahun 1877 didirikan sebuah 
perpustakaan di Padang dan kemudian:

1878 di Yogya 
1879 di Surabaya 
1882 di Salatiga 
1889 di Probolinggo 
1890 di Buitenzorg (Bogor)
1891 di Bandung 
1892 di Menado 
1895 di Manado
1897 di Tegal
1899 di Medan
1902 di Ambon
1902 di Malang
1908 di Magelang
1907 di Blitar

Eksisnya Yahudi di Indonesia Pasca Kemerdekaan
Jika Yahudi pra kemerdekaan yang tergabung di dalam Freemason itu 
hengkang setelah keputusan Presiden tentang organisasi terlarang 
Freemason, ternyata di kemudian hari Freemason ini kembali eksis
setelah sembunyi-sembunyi. Modus operandi mereka mengaku sebagai 
keturunan Arab, umat awam pasti akan terkecoh karena Yahudi dan Arab 
dalam segi fisik tak jauh berbeda. Bukti eksisnya Yahudi ini dapat kita 
telusuri. Contoh paling mudah tentang eksisnya Yahudi serta Sinagognya, 
dapat kita lihat pada daerah Surabaya, tepatnya Jalan Kayon no. 4 
Surabaya (dekatnya Delta Plaza Surabaya). Jika amati seksama bangunan 
di Kayon ini, maka kita dapat teliti bahawa gambar Bintang David itu sangat 
jelas terpampang pada bagian pagar dari sinagoga tersebut.

Bangunan yang sekilas tampak “sepuh” ini menurut keterangan warga 
pada hari Sabtu Agung, selalu dinyanyikan lantunan lagu rohani 
berbahasa Ibrani. Selain itu eksisnya sebuah Sinagoga di daerah Kembang 
Jepun (jika malam pusat kuliner :"Kiyaki”) pada nomor 4-6 , kita akan 
dapati sebuah Sinagoga terbuka yang sangat jelas. Dulu Sinagoga ini 
dipakai oleh Rita Aaron (peragawati dan model Surabaya) yang Yahudi 
untuk beribadat menyembah Yahweh (sebutan Tuhan oleh orang Yahudi).

Jejak Freemason dan Yahudi di Indonesia



Seorang rekan pernah bertanya kepada saya, “menurut kamu apa 
Yahudi ada di Indonesia?, mengingat Yahudi itu kan diaspora”. Jujur saya 
katakan pada teman saya waktu itu saya belum tahu tentang penampakan 
Yahudi di Indonesia. Penasaran dengan pertanyaan teman saya, saya pun 
melakukan penelusuran terhadap beberapa literature yang saya dapatkan. 
Saya sungguh terkejut, ternyata organisasi Freemason (Tarekat Mason 
Bebas)-organisasi rahasia Yahudi- itu telah bercokol lama di Indonesia 
sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan salah satu tokoh utama 
Freemason ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap seagai tokoh pergerakan 
nasional. Penampakan Freemason ini pada awalnya mengibarkan 
propaganda sebagai sebuah organisasi yang menjunjung tingi nilai-nilai 
kemanusiaan.

Kita dapat simak dalam salah satu anggaran dasar dari Freemason di 
Indonesia ini:
“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari 
dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinam
bungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat 
mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang 
lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” 
(Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 
1764-1962, hal. 5). Selanjutnya Freemason ini meluaskan sayap-sayapnya 
di berbagai elemen masyarakat untuk dapat menyebarkan paham-paham 
terselubung dari agama Yahudi ke berbagai lapisan masyarakat. 
Freemason ini tak lupa juga menyisipkan ritual-ritual islam di dalam 
pengajaran dari freemason. Kita dapat saksikan dalam kutipan berikut ini:
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota 
Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge. Pakaian tradisional dari kalangan elit 
Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan 
formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-
kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda 
dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).
Loge dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah 
masjid maupun gereja, merupakan sebuah tempat pertemuan anggota 
Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang 
Maha Terang, yang dalam ritualnya 
para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. 
Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra 
(1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan 
Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 
1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.

Tahun 1767 pada umunya dianggap sebagai awal kehadiran Tarekat Mason 

Bebas yang terorganisir di Jawa. Selain melakukan pertemuan di loge-loge, 
mereka juga kerap melakukan pertemuan rahasia di Amanusgracht (Jl. Kopi/
Jl. Bandengan Jakarta) dan di kawasan Molenvliet (Jl. Gajah Mada/ Hayam 
Wuruk). Selain di kedua daerah diatas, seorang pakar Hukum yang namanya 
diakui dalam ilmu Hukum Indonesia, yaitu Jacob Van Vollenhoeven, ternyata 
memainkan peranan penting terhadap pendirian Loge Matahari di Padang 
pada tahun 1858 yang beberapa bulan sebelumnya pada tanggal 11 Desember 
1857 berkumpul dirumahnya untuk me,bahas mengenai pendirian Loge 
tersebut.

Loge terakhir yang didirikan terakhir sebelum tahun 1890 di Jawa adalah 

Loge “Veritas” di Probolinggo Jawa Timur.


Tokoh-Tokoh Indonesia Yang Terlibat di dalam Freemason
1.   Raden Saleh dilantik pada tahun 1836 di loge Den Haag “Endracht Maakt 
Macht”
2.    Abdul Rachman, keturunan dari Sultan Pontianak, dilantik tahun 1844 di 
Loge di Surabaya “De Vriendschap” dan Gedenkboek tahun 1917 terdapat 
keterangan bahwa dia adalah Mason pertama yang beragama Islam.
3.   Pangeran Ario Soeryodilogo (1835-1900) menjadi anggota loge Mataram 
di Yogyakarta
4.   Pangeran Ario Notokusuma (Paku Alam VI)
5.   Pangeran Arionotodirojo (1858-1917). Masuk keanggotaan loge Mataram 
pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua 
Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. pada tahun 1913 ia mendirikan 
Sarekat Islam Cabang Yogya yang banyak beranggotakan elit Jawa. 
Notodirojo seorang yang disegani dan dianggap sebaga pergerakan rakyat 
Jawa.
6.   R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, yang pada awal abad ke 20 
memangku jabatan bupati Semarang dan Salatiga. Bukunya yang terkenal 
adalah Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb 
gevonden.
7.  Raden Adipati Tirto Koesoemo Bupati Karanganyar. Anggota Loge 
Mataram sejak tahun 1895. ketua pertama Boedi Oetomo. Pada kongres ke 
dua Boedi oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia 
mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda.
8.   A.H. van Ophusyen S.H. (1883-1956). Notaries dan anggota Dewan kota 
Batavia. Salah seorang pendiri dari indo Europees Verbond-Ikatan Indo 
Eropa. Wakil Suhu Agung untuk Indonesia.
9.   Raden Mas Toemenggoen Ario Koesoemo Yoedha, 1882-1955, putra dari 
Pakoe Alam V. menjadi anggota loge Mataram pada tahun 1909 dan 
berkali-kali memegang jabatan kepengurusan. Pada tahun 1930 menjadi 
Anggota Pengurus Pusat
10. Dr. Radjiman Wediodipoera (Wediodiningrat), 1879-1952. antara tahun 
1906 dan 1936 dokter pada keratin Solo. Sarjana dan penulis mengenai 
falsafah budaya. Pejabat ketua Boedi Oetomo 1914-1915. pada tahun 
1945 memaainkan peranan penting sebagai ketua dari Badan Persiapan 
Kemerdekaan Indonesia. Bersama Soekarno dan Hatta pergi menemui 
Marsekal Terauchi dalam pembicaraan kemerdekaan Indonesia.Raden 
Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Bogor, 1908. dalam tahun 1952 menjadi 
anggota dari loge Indonesia Purwo Daksia. Ia menjabat sebaia Kepala 
kepolisian RI . Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia 
atau Federasi Nasional Mason. Ia juga menjabat sebagai ketua dari 
Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting 
Stiching.
11.  R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung 
dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955 (Hari berdirinya Tarekat
 Mason Indonesia).
12.   R.A. Pandji Tjokronegoro, terdaftar sebagai anggota pada tahun 1908, 
hal ini dikuatkan dengan bukti dia merayakan Yubelium Mason Bebas 
pada 50 tahunnya Mason Bebas.

Tokoh Penjajah Belanda dalam Sejarah Indonesia yang Merupakan Member 
Freemason :
1.   Herman Willem Daendels, dilantik di Loge Kampen “Le Profond Silence”.
2.   Thomas Stamford Raffles, pada tanggal 26 Juni 1813 diterima di dalam 
Tarekat oleh Engelhard, sedangkan diplomasinya ditandatangani oleh 
mason-mason bebas yang terkenal dan penguasa-penguasa colonial.
3.   Johannes Van Den Bosch, dilantik di Loge De Vriendschap pada tahun 
1830.


Loge-Loge atau Loji Yang Ada di Indonesia

1.            Loge La Choisie di Batavia (1764-1766)
2.             Loge La Fidele Sincerite (1767)
3.             Loge La Virtuese (1769)
4.             Loge La Constante et Fidele (1801) di Semarang
5.             Loge De Vriendschap (1809) di Surabaya
6.             Loge De Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur) di Batavia (1837)
7.             Loge Matahari di Padang (1858)
8.             Loge Princes Frederik der Nederlanden di Rembang (1871)
9.             Loge L Union Frederic Royal di Surakarta (1872)
10.          Loge Prins Frederik di Kota Raja Aceh pada tahun 1880
11.          Loge Veritas di Probolinggo
12.          Loge Arbeid Adelt di Makassar (1888)
13.          Loge Excelsior di Bogor (1891)
14.          Loge Tidar di Magelang (1891)
15.          Loge St. Jan di Bandung (1896)
16.          Loge Fraternitas di Salatiga (1896)
17.          Loge Humanitas di Tegal (1898)
18.          Loge Malang (1901)
19.          Loge Blitar (1906)
20.          Loge Kediri (1918)
21.          Loge Het Zuinderkruis (Rasi Pari) di Batavia (1918)
22.          Loge De Broerderketen (Segitiga) di Jember (1926)
Selain pendirian Loge sebagai sarana untuk menyampaikan misinya, 
para Freemason ini juga mendirikan sekolah-sekolah dan kesempatan 
belajar keluar negeri, berikut kita dapat kutip dari keterangan Dr. Th. 
Steven:
“Kaum Mason Bebas tidak hanya mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum 
Indo yang miskin, tetapi juga memberi kesempatan kepada kaum muda 
Jawa yang berbakat untuk mengembangkan diri lebih lanjut melalui 
pendidikan di Eropa”. (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia 
Belanda dan  Indonesia 1764-1962, hal. 47).
Adapun tahun-tahun pendirian sekolah-sekolah Mason tersebut adalah 
sebagai berikut:
1875 di Semarang
1879 di Batavia
1885 di Yogyakarta, dua sekolah
1887 di Surakarta dan Magelang
1888 di Buitenzorg (Bogor)
1889 di Padang dan Probolinggo
1892 di Semarang, sekolah kedua
1897 di tegal
1898 di Bandung dan Manado
1899 di Aceh
1900 di Malang
1903 di Malang, sekolah kedua
1905 di Bandung, sekolah kedua
1907 di Blitar
1908 di Surabaya
1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makssar, Kediri
1926 di Malang, sekolah ketiga

Selain mendirikan sekolah-sekolah, para anggota Tarekat Mason 
Bebas di Indonesia ini juga mendirikan berbagai perpustakaan di 
berbagai daerah. Di semarang pada tahun 1875 di buka perpustakaan 
yang disebut “De Verlichting” dan pada tahun 1917 ditempatkan di 
Peprustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum. Jenis perpustakaan 
itu dengan berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan 
di semua tempat yang ada loge. Pada tahun 1877 didirikan sebuah 
perpustakaan di Padang dan kemudian:

1878 di Yogya 
1879 di Surabaya 
1882 di Salatiga 
1889 di Probolinggo 
1890 di Buitenzorg (Bogor)
1891 di Bandung 
1892 di Menado 
1895 di Manado
1897 di Tegal
1899 di Medan
1902 di Ambon
1902 di Malang
1908 di Magelang
1907 di Blitar

Eksisnya Yahudi di Indonesia Pasca Kemerdekaan
Jika Yahudi pra kemerdekaan yang tergabung di dalam Freemason itu 
hengkang setelah keputusan Presiden tentang organisasi terlarang 
Freemason, ternyata di kemudian hari Freemason ini kembali eksis
setelah sembunyi-sembunyi. Modus operandi mereka mengaku sebagai 
keturunan Arab, umat awam pasti akan terkecoh karena Yahudi dan Arab 
dalam segi fisik tak jauh berbeda. Bukti eksisnya Yahudi ini dapat kita 
telusuri. Contoh paling mudah tentang eksisnya Yahudi serta Sinagognya, 
dapat kita lihat pada daerah Surabaya, tepatnya Jalan Kayon no. 4 
Surabaya (dekatnya Delta Plaza Surabaya). Jika amati seksama bangunan 
di Kayon ini, maka kita dapat teliti bahawa gambar Bintang David itu sangat 
jelas terpampang pada bagian pagar dari sinagoga tersebut.

Bangunan yang sekilas tampak “sepuh” ini menurut keterangan warga 
pada hari Sabtu Agung, selalu dinyanyikan lantunan lagu rohani 
berbahasa Ibrani. Selain itu eksisnya sebuah Sinagoga di daerah Kembang 
Jepun (jika malam pusat kuliner :"Kiyaki”) pada nomor 4-6 , kita akan 
dapati sebuah Sinagoga terbuka yang sangat jelas. Dulu Sinagoga ini 
dipakai oleh Rita Aaron (peragawati dan model Surabaya) yang Yahudi 
untuk beribadat menyembah Yahweh (sebutan Tuhan oleh orang Yahudi).