Markas Bekas Freemason di Sukabumi

DiKota Sukabumi Pernah Bercokol Markas Freemason?
Siapa sangka kalau Freemason, organisasi super rahasia itu pernah melebarkan jaringannya sampai ke Indonesia. Kabarnya, sejak kedatangan Imperialisme Belanda di Indonesia, Freemason ikut membonceng didalamnya dan menyusupkan pengaruhnya pada pemerintahan VOC dan Kolonial Belanda. Cukup terkejut menemukan beberapa blog dan bukti2 yang cukup sahih mengenai si Freemason ini di Indonesia. Namun lebih terkejut lagi ketika menemukan kota kelahiran saya. Sukabumi adalah salah satu sayap tempat pelebaran pergerakan Freemason ini (lihat daftar no. 19 di bawah).
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah lokasi Loji Sukabumi tersebut? ..apakah di jalan Julius Usman yang dulu memang dinamai Lodji Weg pada masa pendudukan Belanda?



Lihat pada foto paling atas ditandai dengan lingkaran warna merah, sementara 2 foto bawah adalah kondisi sekarang. Dan pada peta : kotak hijau adalah posisi pendopo sementara kotak merah adalah lokasi Loji yg disinyalir. Foto atas menunjukan Volks Credit (BRI Cab Sukabumi sekarang) pada latar depan pada mulut Lodji Weg (Jl. Loji/Julius Usman)


"...Organisasi Freemason (Tarekat Mason Bebas) itu telah bercokol lama di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan salah satu tokoh utama Freemason ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap sebagai tokoh pergerakan nasional. Penampakan Freemason ini pada awalnya mengibarkan propaganda sebagai sebuah organisasi yang menjunjung tingi nilai-nilai kemanusiaan.
Kita dapat simak dalam salah satu anggaran dasar dari Freemason di Indonesia ini:
“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinambungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 5).
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge (dibaca: Loji). Pakaian tradisional dari kalangan elit Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).
Loge (Loji) dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah tempat ibadah seperti masjid maupun gereja, melainkan sebuah tempat pertemuan anggota Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang Maha Terang, yang dalam ritualnya para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra (1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.
Sedangkan loji-loji berdasarkan urutan nomor dari Freemasonry Belanda ketika menancapkan pondasinya di Indonesia adalah:

1. loge nummer 31 : La Constante et Fidèle, Semarang, Indonesië (pada 31-11-1960 berubah menjadi cabang Loge Agung Indonesia)
2. loge nummer 46 : Mata Hari, Padang, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi pada 17-03-1943 di karenakan Jepang)
..dst
..dst
17. loge nummer 129 : De Driehoek, Djember, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
18. loge nummer 149 : Palembang, Palembang, Nederlands Oost-Indië (di tutup pada 1958)
19. loge nummer 151 : De Hoeksteen, Soekaboemi, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
..dst


3. Group Faceebook Soekaboemi Heritage
4. Buku Herinneringen aan Soekaboemi

Markas Bekas Freemason di Sukabumi

DiKota Sukabumi Pernah Bercokol Markas Freemason?
Siapa sangka kalau Freemason, organisasi super rahasia itu pernah melebarkan jaringannya sampai ke Indonesia. Kabarnya, sejak kedatangan Imperialisme Belanda di Indonesia, Freemason ikut membonceng didalamnya dan menyusupkan pengaruhnya pada pemerintahan VOC dan Kolonial Belanda. Cukup terkejut menemukan beberapa blog dan bukti2 yang cukup sahih mengenai si Freemason ini di Indonesia. Namun lebih terkejut lagi ketika menemukan kota kelahiran saya. Sukabumi adalah salah satu sayap tempat pelebaran pergerakan Freemason ini (lihat daftar no. 19 di bawah).
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah lokasi Loji Sukabumi tersebut? ..apakah di jalan Julius Usman yang dulu memang dinamai Lodji Weg pada masa pendudukan Belanda?



Lihat pada foto paling atas ditandai dengan lingkaran warna merah, sementara 2 foto bawah adalah kondisi sekarang. Dan pada peta : kotak hijau adalah posisi pendopo sementara kotak merah adalah lokasi Loji yg disinyalir. Foto atas menunjukan Volks Credit (BRI Cab Sukabumi sekarang) pada latar depan pada mulut Lodji Weg (Jl. Loji/Julius Usman)


"...Organisasi Freemason (Tarekat Mason Bebas) itu telah bercokol lama di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan salah satu tokoh utama Freemason ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap sebagai tokoh pergerakan nasional. Penampakan Freemason ini pada awalnya mengibarkan propaganda sebagai sebuah organisasi yang menjunjung tingi nilai-nilai kemanusiaan.
Kita dapat simak dalam salah satu anggaran dasar dari Freemason di Indonesia ini:
“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinambungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 5).
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge (dibaca: Loji). Pakaian tradisional dari kalangan elit Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).
Loge (Loji) dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah tempat ibadah seperti masjid maupun gereja, melainkan sebuah tempat pertemuan anggota Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang Maha Terang, yang dalam ritualnya para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra (1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.
Sedangkan loji-loji berdasarkan urutan nomor dari Freemasonry Belanda ketika menancapkan pondasinya di Indonesia adalah:

1. loge nummer 31 : La Constante et Fidèle, Semarang, Indonesië (pada 31-11-1960 berubah menjadi cabang Loge Agung Indonesia)
2. loge nummer 46 : Mata Hari, Padang, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi pada 17-03-1943 di karenakan Jepang)
..dst
..dst
17. loge nummer 129 : De Driehoek, Djember, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
18. loge nummer 149 : Palembang, Palembang, Nederlands Oost-Indië (di tutup pada 1958)
19. loge nummer 151 : De Hoeksteen, Soekaboemi, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
..dst


3. Group Faceebook Soekaboemi Heritage
4. Buku Herinneringen aan Soekaboemi